Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal ini disebabkan segala aktiviti kehidupan manusia memerlukan ilmu, dan salah satu cara mendapatkan ilmu adalah dengan melalui proses pendidikan. Pendidikan juga merupakan haal yang sangat diperhatikan oleh agama Islam. Hal ini ditunjukan dengan adanya kewajiban bagi setiap muslim untuk mencari ilmu, sebagai mana yang disabdakan oleh Rosululloh Shalallohu ‘Alaihi Wassalam yang artinya: “Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim”. Di dalam Al Qur’an Allah juga menyebutkan tentang keutamaan orang-orang yang berilmu, Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”. (QS. Al Mujadalah : 11).
Pembahasan tentang pendidikan di dalam Islam, tentu tidak terlepas dari pembahasan mengenai bahasa Arab. Hal ini karena sumber utama agama Islam iaitu Al Qur’an dan Al Hadits keduanya menggunakan bahasa Arab. Kemudian dalam posisinya sebagai bahasa Al Qur’an dan Al Hadits, tentunya bahasa Arab menjadi salah satu yang harus dipelajari, dikuasai atau dipahami oleh seorang muslim agar ia dapat memahami hukum-hukum dari syariat Islam dengan baik tanpa menyimpang dari makna yang ada dalam Al Qur’an dan Al Hadits. Tentang pentingnya belajar bahasa Arab, maka Umar bin Khattab Radhiyallohu ‘Anhu berkata: “Belajarlah bahasa Arab, kerena sesungguhnya bahasa Arab itu adalah bagian dari agama kalian”.
Bahasa Arab dan Al Qur’an merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya memiliki hubungan yang sangat erat, dimana bahasa Al Qur’an adalah bahasa Arab. Hal ini telah Allah tegaskan di dalam firman-Nya yang berbunyi: ”Dan demikianlah Kami wahyukan (Al Qur’an) kepadamu dalam bahasa Arab”. (QS. Asy Syura’ : 7). Maka untuk menguasai isi Al Qur’an, seseorang harus mengetahui bahasa Arab dengan baik. Dengan mempelajari Al Qur’an inilah seorang muslim dapat mengetahui tentang hukum-hukum mengenai sholat, zakat, do’a, dan amalan-amalan ibadah lainnya yang boleh menjadi media untuk berkomunikasi dengan Rabb-Nya. Dalam kenyataannya, selain sebagai alat komunikasi dengan sesama manusia, bahasa Arab juga merupakan alat komunikasi antara manusia dengan Allah Ta’ala yang terwujud dalam bentuk sholat, do’a dan dzikir. Kemudian dengan adanya perkembangan zaman, munculah bahasa Arab sebagai bahasa yang diakui oleh dunia Internasional. Bahkan bahasa Arab dijadikan bahasa rasmi oleh sebagian negara-negara di dunia khususnya yang berada di kawasan Timur Tengah. Selain itu negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam seperti Indonesia pun secara tidak langsung turut menyebarluaskan bahasa Arab. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai lembaga pendidikan Islam baik formal maunpun non formal di Indonesia yang mengajarkan bahasa Arab.
Sebagian orang menganggap bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang sulit dipelajari. Sebenarnya hal ini tidaklah terjadi apabila seorang yang ingin belajar bahasa Arab itu memiliki semangat yang tinggi. Karena semangat yang tinggi sangatlah diperlukan ketika akan mempelajari bahasa Arab. Perlu diketahui juga bahawa seorang yang mempelajari bahasa Arab dengan niat yang benar akan mendapatkan beberapa keuntungan diantaranya: Seorang yang mempelajari bahasa Arab insya Allah akan mendapatkan pahala dari Allah karena dia telah mempelajari bahasa Al Qur’an.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Artinya : “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”
Ibnu katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: “Yang demikian itu (bahwa Al -Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling mulia (yaitu Al-Qur’an) diturunkan kepada rosul yang paling mulia (yaitu: Rosulullah), dengan bahasa yang termulia (yaitu Bahasa Arab), melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia diatas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia (yaitu Romadhan), sehingga Al-Qur an menjadi sempurna dari segala sisi.” (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Sesungguhnya ketika Allah menurunkan kitab-Nya dan menjadikan Rasul-Nya sebagai penyampai risalah (Al-Kitab) dan Al-Hikmah (As-sunnah), serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam kecuali dengan bahasa Arab. Oleh karena itu memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami agama Allah dan menegakkan syi’ar-syi’ar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam keseluruhan perkara mereka.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Syaikh Utsaimin pernah ditanya: “Bolehkah seorang penuntut ilmu mempelajari bahasa Inggris untuk membantu dakwah ?” Beliau menjawab: “Aku berpendapat, mempelajari bahasa Inggris tidak diragukan lagi merupakan sebuah sarana. Bahasa Inggris menjadi sarana yang baik jika digunakan untuk tujuan yang baik, dan akan menjadi buruk jika digunakan untuk tujuan yang buruk. Namun yang harus dihindari adalah menjadikan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab kerena hal itu tidak boleh. Aku mendengar sebagian orang bodoh berbicara dengan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab, bahkan sebagian mereka yang tertipu lagi mengekor (meniru-niru), mengajarkan anak-anak mereka ucapan “selamat berpisah” bukan dengan bahasa kaum muslimin. Mereka mengajarkan anak-anak mereka berkata “bye-bye” ketika akan berpisah dan yang semisalnya. Mengganti bahasa Arab, bahasa Al-Qur’an dan bahasa yang paling mulia, dengan bahasa Inggris adalah haram. Adapun menggunakan bahasa Inggris sebagai sarana untuk berdakwah maka tidak diragukan lagi kebolehannya bahwa kadang-kadang hal itu bisa menjadi wajib. Walaupun aku tidak mempelajari bahasa Inggris namun aku berangan-angan mempelajarinya. terkadang aku merasa sangat perlu bahasa Inggris kerena penterjemah tidak mungkin bisa mengungkapkan apa yang ada di hatiku secara sempurna.” (Kitabul ‘Ilmi).
Pembahasan tentang pendidikan di dalam Islam, tentu tidak terlepas dari pembahasan mengenai bahasa Arab. Hal ini karena sumber utama agama Islam iaitu Al Qur’an dan Al Hadits keduanya menggunakan bahasa Arab. Kemudian dalam posisinya sebagai bahasa Al Qur’an dan Al Hadits, tentunya bahasa Arab menjadi salah satu yang harus dipelajari, dikuasai atau dipahami oleh seorang muslim agar ia dapat memahami hukum-hukum dari syariat Islam dengan baik tanpa menyimpang dari makna yang ada dalam Al Qur’an dan Al Hadits. Tentang pentingnya belajar bahasa Arab, maka Umar bin Khattab Radhiyallohu ‘Anhu berkata: “Belajarlah bahasa Arab, kerena sesungguhnya bahasa Arab itu adalah bagian dari agama kalian”.
Bahasa Arab dan Al Qur’an merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya memiliki hubungan yang sangat erat, dimana bahasa Al Qur’an adalah bahasa Arab. Hal ini telah Allah tegaskan di dalam firman-Nya yang berbunyi: ”Dan demikianlah Kami wahyukan (Al Qur’an) kepadamu dalam bahasa Arab”. (QS. Asy Syura’ : 7). Maka untuk menguasai isi Al Qur’an, seseorang harus mengetahui bahasa Arab dengan baik. Dengan mempelajari Al Qur’an inilah seorang muslim dapat mengetahui tentang hukum-hukum mengenai sholat, zakat, do’a, dan amalan-amalan ibadah lainnya yang boleh menjadi media untuk berkomunikasi dengan Rabb-Nya. Dalam kenyataannya, selain sebagai alat komunikasi dengan sesama manusia, bahasa Arab juga merupakan alat komunikasi antara manusia dengan Allah Ta’ala yang terwujud dalam bentuk sholat, do’a dan dzikir. Kemudian dengan adanya perkembangan zaman, munculah bahasa Arab sebagai bahasa yang diakui oleh dunia Internasional. Bahkan bahasa Arab dijadikan bahasa rasmi oleh sebagian negara-negara di dunia khususnya yang berada di kawasan Timur Tengah. Selain itu negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam seperti Indonesia pun secara tidak langsung turut menyebarluaskan bahasa Arab. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai lembaga pendidikan Islam baik formal maunpun non formal di Indonesia yang mengajarkan bahasa Arab.
Sebagian orang menganggap bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang sulit dipelajari. Sebenarnya hal ini tidaklah terjadi apabila seorang yang ingin belajar bahasa Arab itu memiliki semangat yang tinggi. Karena semangat yang tinggi sangatlah diperlukan ketika akan mempelajari bahasa Arab. Perlu diketahui juga bahawa seorang yang mempelajari bahasa Arab dengan niat yang benar akan mendapatkan beberapa keuntungan diantaranya: Seorang yang mempelajari bahasa Arab insya Allah akan mendapatkan pahala dari Allah karena dia telah mempelajari bahasa Al Qur’an.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Artinya : “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”
Ibnu katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: “Yang demikian itu (bahwa Al -Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling mulia (yaitu Al-Qur’an) diturunkan kepada rosul yang paling mulia (yaitu: Rosulullah), dengan bahasa yang termulia (yaitu Bahasa Arab), melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia diatas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia (yaitu Romadhan), sehingga Al-Qur an menjadi sempurna dari segala sisi.” (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Sesungguhnya ketika Allah menurunkan kitab-Nya dan menjadikan Rasul-Nya sebagai penyampai risalah (Al-Kitab) dan Al-Hikmah (As-sunnah), serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam kecuali dengan bahasa Arab. Oleh karena itu memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami agama Allah dan menegakkan syi’ar-syi’ar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam keseluruhan perkara mereka.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Syaikh Utsaimin pernah ditanya: “Bolehkah seorang penuntut ilmu mempelajari bahasa Inggris untuk membantu dakwah ?” Beliau menjawab: “Aku berpendapat, mempelajari bahasa Inggris tidak diragukan lagi merupakan sebuah sarana. Bahasa Inggris menjadi sarana yang baik jika digunakan untuk tujuan yang baik, dan akan menjadi buruk jika digunakan untuk tujuan yang buruk. Namun yang harus dihindari adalah menjadikan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab kerena hal itu tidak boleh. Aku mendengar sebagian orang bodoh berbicara dengan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab, bahkan sebagian mereka yang tertipu lagi mengekor (meniru-niru), mengajarkan anak-anak mereka ucapan “selamat berpisah” bukan dengan bahasa kaum muslimin. Mereka mengajarkan anak-anak mereka berkata “bye-bye” ketika akan berpisah dan yang semisalnya. Mengganti bahasa Arab, bahasa Al-Qur’an dan bahasa yang paling mulia, dengan bahasa Inggris adalah haram. Adapun menggunakan bahasa Inggris sebagai sarana untuk berdakwah maka tidak diragukan lagi kebolehannya bahwa kadang-kadang hal itu bisa menjadi wajib. Walaupun aku tidak mempelajari bahasa Inggris namun aku berangan-angan mempelajarinya. terkadang aku merasa sangat perlu bahasa Inggris kerena penterjemah tidak mungkin bisa mengungkapkan apa yang ada di hatiku secara sempurna.” (Kitabul ‘Ilmi).
Tiada ulasan:
Catat Ulasan